Penghujung tahun 2019, umat Islam Indonesia kembali diributkan
dengan pernyataan kontroversial salah seorang anak dari presiden Indonesia pertama
Soekarno, ia adalah Sukmawati Soekarno Putri. Setelah sebelumnya pernah
menghina syariat Islam, kini Sukmawati menghina Nabi Muhammad.
Dalam sebuah video yang beredar, Sukmawati membandingkan ayahnya, Sokarno, dengan Nabi Muhammad. Pernyataan tersebut menyebabkan Sukmawati banjir
kecaman dari umat Muslim Indonesia, bahkan
telah dilaporkan ke polisi.
Namun Sukmawati bukan lah tokoh Indonesia pertama yang pernah
menghina Nabi Muhammad. Salah seorang sejarahwan senior, Ridwan Saidi, dalam sebuah
video pada kanal YouTube Macan Idealis mengatakan, tokoh penghina terhadap nabi
akhir zaman tersebut pernah terjadi pada era sebelum kemerdekaan Indonesia dan
di tahun setelah proklamasi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Ridwan Saidi mengatakan, Sukmawati merupakan tokoh ketiga yang pernah menghina Nabi Muhammad. Lalu siapa kah dua orang lainnya? Simak penjelasan
berikut ini tentang 3 penghina Rasulullah dari masa ke masa di bumi Nusantara.
1.
Siti Sumandari
Ridwan Saidi, mantan politikus Partai Persatuan Pembangunan
(PPP) era Orde Baru (Orba) tersebut mengatakan bahwa Siti Sumandari adalah
tokoh pertama Indonesia yang menghina Nabi Muhammad yakni pada tahun 1926.
Siti Sumandari merupakan merupakan salah satu anggota dari
Jong Java, yaitu sebuah organisasi kepemudaan yang didirikan oleh Satiman
Wirjosandjojo pada tanggal 7 Maret 1915 di Gedung Stovia. Jong Java didirikan
bertujuan untuk membangunkan persatuan Jawa-Raya untuk membentuk suatu ikatan
yang baik serta menumbuhkan rasa cinta akan kebudayaan sendiri.
Menurut Ridwan Saidi, terlepas dari penghinaannya terhadap
Nabi Muhammad, sosok Siti Sumandari lebih terpelajar daripada Sukmawati dalam mengutarakan
pendapat.
Penghinaan Siti Sumandari terhadap Nabi Muhammad saat itu menimbulkan
reaksi yang sangat besar dari umat Islam. Haji Agus Salim memimpin protes
terhadap penghinaan tersebut, ia menantang Sumandari untuk melakukan debat
terbuka di depan umum. Namun Hal itu tidak dipenuhi olehnya.
Setelah kejadian tersebut, Siti Sumandari menarik diri dari
peredaran, ia menghilang dan tidak pernah muncul lagi ke publik. Bahkan pada
saat sumpah pemuda, Sumandari tidak terlihat lagi.
Mengenai agama apa yang dianut Siti Sumandari, Ridwan Saidi tidak
mengetahuinya. “Tidak jelas apa agama yang dianutnya!”
2.
Mei Kartawinata
Setelah Siti Sumandari menghina Nabi Muhammad sebelum
kemerdekaan, setelah Indonesia merdeka muncul lagi penghinaan terhadap Rasul
terakhir tersebut. Sosok tersebut adalah Mei Kartawinata yang merupakan pendiri
Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia (Permai).
Mei Kartawinata menghina Nabi Muhammad pada tahun 1954. Penghinaannya
tersebut dengan sangat cepat menyebabkan kemarahan umat Islam. Pada 28 Februari
1954 umat Islam turun ke jalan dan berkumpul di Monas sebagai bentuk protes
terhadap pernyataan Mei Kartawinata yang menyakiti hati umat.
Ridwan Saidi mengatakan ada satu juta Umat Islam yang berkumpul
di Monas saat itu. Jumlah tersebut dikatannya sangat banyak untuk jumlah
penduduk Jakarta saat itu yang Cuma 2,7 juta jiwa. Ia merupakan saksi mata aksi
tersebut dan juga turut menjadi bagian dari lautan Umat Islam di Monas.
Setelah aksi tersebut, Mei Kartawinata juga sama seperti kasus
Siti Sumandari, ia menarik diri dari peredaran, tidak pernah muncul lagi di
depan publik.
3. Sukmawati Soekarno Putri
Sukmawati merupakan ketua dari Partai Nasional Indonesia
(PNI) Marhaenisme. Ia lebih dikenal sebagai seniman. Namanya lebih dikenal oleh
publik Indonesia bukan sebagai tokoh partai politik atau pun seniman, tapi
sebagai penista agama dan penghina Nabi Muhammad.
Tahun 2018 lalu umat Islam Indonesia dikejutkan oleh sebuah
video Sukmawati yang membaca sebuah puisi. Puisi yang dibacakan Sukmawati di
atas panggung yang isinya menghina azan dan syariat Islam. Hal tersebut
menimbulkan reaksi keras dari umat Islam.
Lalu tahun 2019 Sukmawati kembali mengundang kemarahan umat Islam.
Pada sebuah acara ia membandingkan Nabi Muhammad dengan ayahnya, Soekarno. Hal
tersebut juga menimbulkan berbagai kecaman dari Umat Islam, ia juga telah dilaporkan
ke polisi.
Berbeda dengan Siti Sumandari dan Mei
Kartawinata yang menarik diri peredaran setelah mendapat protes dari umat
Islam. Sukmawati seperti tidak kapok walau sebelumnya pernah mendapat kecaman
terhadap puisi kontroversialnya. Ia tetap tampil di depan publik seperti biasa,
bahkan kembali membuat pernyataan yang menimbulkan kemarahan umat.
Begitu sekilas cerita singkat tentang penghina Nabi Muhammad
dari masa ke masa menurut Sejarahwan Ridwan Saidi. Untuk mendengarkan penjelasan
lengkapnya, anda bias membuka sebuah video yang berjudul “GEMPAR!! Babe Ridwan
Saidi Angkat Bicara BONGKAR Kisah SUKMAWATI!” pada kanal Youtube: Macan
Idealis.[]
No comments:
Post a Comment